Sabtu, 28 Januari 2017

MAAFKAN AKU NAK, TERPAKSA MENINGGALKAN MU LAGI



Nak, tadi malam bunda pulang agak lebih malam dari malam kemarin. Maafkan nak, bunda sebenarnya juga tidak mau. Tapi bagaiaman lagi nak, banyak yang harus bunda selesaikan. Ketika tadi malam bunda sampai rumah, bunda tak mendapati kau menyambut dengan teriakan khas mu  “ bundaku sudah datang”. Kau sudah terlelap dari jam 9 tadi kata mbah Uti.  Tidak seperti biasanya Nak, kau tidur lebih cepat dari biasanya. Mungkin kau capek seharian bermain dengan teman-teman, sepupu dan mbah Uti. Nak, maafkan bunda lagi. Tadi pagi sewaktu bunda berangkat, kau masih terlelap karena bunda harus berangkat lebih pagi dari biasanya. Maaf juga Nak, bunda tidak mencium kening mu. Bukan bundatidak mau Nak, bukan. Bunda tidak melakukannya karena bunda tidak mau mengganggu tidur mu. Maf ya nak.
Nak, kita tinggal satu rumah, satu atap bahkan satu kamar. Tetapi sudah empat hari kita tidak sempat bersapa sama sekali. Bukan karena kita sedang marahan, seperti yang sering dilakukan orang dewasa, tapi karena bunda selalu menemuimu sudah tertidur ketika bunda pulang dan kau masih tidur ketika bunda berangkat. Nak, mbah Uti sudah sampaikan pesan mu untuk bunda, bahwa kau kangen bunda. Nak, jangan kau kira bunda tidak kangen Nak, bunda sangat kangen malah. Tapi sekali lagi, maafkan bunda, bunda masih harus terus meninggalkan mu di rumah untuk pekerjaan bunda. Bukan sekedar loyalitas Nak, tapi kewajiban.
Nak, minggu lalu kita punya waktu lebih di banding minggu ini ya, karena minggu ini memang banyak pekerjaan yang harus bunda bereskan. Maafkan bunda lagi ya nak, di minggu lalu bunda beberapa kali sempat berkata dengan nada tinggi padamu, bukan karena bunda tidak sayang Nak, tetapi karena waktu itu bunda capek sekali dan kau masih ingin main terus dengan bunda. Waktu itu bunda ngantuk sekali Nak, sehingga bunda pengen cepet tidur. Sedang kau, sengaja tidur malam agar punya banyak waktu untuk bersama bunda. Kata papa yang hari itu menemani mu, kau sengaja tidur siang banyak-banyak karena kau ingin agar malamnya kau gak ngantuk dan menunggu bunda sampai datang. Maafkan bunda yang terpaksa membuatmu jadi insomnia, hanya untuk menunggu bunda datang.
Senang Sekali ketika kau menyambutku dengan teriakan khasmu. Kau nampak bahagia waktu itu, bermain aneka mainan bentuk binatang yang kau punya. Nak, kau sempat berkata “bunda dinosaurusnya punya anak, dan anaknya selalu ditemeni”. Nak, kata mu seakan menyindir ku. Nak beribu maaf ya, bunda berkata dengan nada tinggi pada mu, dan itu membuat kau menangis, tetapi ketahuilah nak, bunda berusaha sekuatnya menahan air mata, ketika malam itu sebelum kau tidur, tangan kanan mu memegang dot susu dan tangan kiri mu mengelus rambut bunda. Nak bunda minta maaf. Bunda berusaha menahan agar air mata ini tidak tumpah karena bunda masih ingat pedihnya rasa hati bunda ketika kau menjumpai bunda sedang menangis, kau pegang tangan bunda “jangan nangis bunda, aku sayang bunda, aku ini tidak nakal, aku hanya ingin ditemani bunda”.  Nak kata-kata itu terasa sangat perih, lebih perih dari waktu kita bermain masak-masakan dan tak sengaja jari bunda terkena pisau yang kau pegang.
Nak, jika bunda tidak pulang karena pekerjaan untuk beberapa hari, dan bunda tidak menelpon mu, itu bukan karena bunda gak mau Nak. Itu bunda lakukan karena setelah mendengar suara mu, bendungan sungai di mata bunda akan runtuh Nak. Setelahnya bunda akan menangis sesenggukan di kamar hotel sendirian sambil  memanggil mu. Ini berat bagi mu nak, tetapi seperti yang pernah  papa dan bunda sampaikan pada mu, saat ini kita belum mempunyai pilihan lain. Nak percayalah, suatu saat nanti semua waktu bunda akan bunda curahkan untuk mu. Nak tahukah kau, ketika bunda menulis ini, air mata bunda sudah membasahi pipi. I LOVE YOU SO MUCH NAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar