Selasa, 28 Februari 2017

MASTER PARK PURWODADI, TEMPAT REKREASI AIR YANG NYAMAN UNTUK PUTRA –PUTRI KITA



Weekend adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh keluarga untuk menghabiskan waktu bersama.  Kegiatan berenang dengan si kecil tentu akan menjadi momen yang berharga di saat weekend. Untuk menikmati kebersamaan tersebut,  Anda yang tinggal di wilayah kabupaten Grobogan Jawa Tengah tidak perlu pergi jau-jauh. Saat ini sudah dibuka Master Park, sarana bermain air yag ramah dengan anak-anak.
Objek wisata di kecamatan Purwodadi ini berada di lokasi yang strategis, tepatnya di jalan Gajah Mada no 10. Dari simpang lima Purwodadi, silahkan mengambil arah ke terminal Purwodadi, dari sana Anda cukup menempuh waktu beberapa menit untuk sampai di lokasi wisata air yang juga menyediakan aneka wahana yang cocok untuk putra-putri Anda, seperti: edu park, kereta kelinci, sepeda motor mini, dan replika pesawat udara.

Kolam renang utama  yang berada di tengah-tengah lokasi cukup bersih dengan air yang sejuk. Kedalaman kolam renang yang sengaja dibuat dangkal yaitu 50 cm, menjadi tempat bermain air yang aman bagi putra-putri Anda. Meski demikian Anda jangan sampai lengah menjaganya. Anak-anak dapat belajar berenang dengan nyaman karena kolam renang utama memang didesain untuk anak-anak. Selain itu, di kolam tersebut juga terdapat wahana  air tumpah, perosotan air dan jamur air.
Di dekat pintu masuk juga terdapat kolam dengan wahana air tumpah. Bedanya kolam di sisi depan tidak lebih dari 10 cm dengan tambahan air mancur yang cukup deras sehingga terasa nyaman ketika mengenai tubuh kita. Untuk anak-anak yang belum terbiasa berenang, kolam ini sangat cocok.

Di bagian paling kanan terdapat wahana pesawat terbang tipe boing. Pengunjung dapat melihat-lihat dan masuk ke badan pesawat tersebut. Bagi yang suka berfoto ria, disediakan persewaan pakaian pilot yang dapat digunakan untuk berfoto dengan pose sebagai pilot. Jangan kawatir momen jika tersebut tidak dapat diabadikan dengan baik, karena di lokasi tersebut tersedia jasa fotografer profesional yang siap mengambil gambar Anda.

Lokasi wisata ini belum selesai dibangun secara sempurna.  Beberapa wahana dan sarana masih dalam tahap pengerjaan, seperti: kolam renang untuk dewasa dengan kedalaman 200 cm, terapi ikan  dan lain-lain. Jika proses pembangunan sudah selesai semua, maka Master Park akan menjadi icon baru bagi objek wisata di Grobogan. Dengan harga tiket masuk yang cukup terjangkau, Anda tidak akan menyesal berkunjung ke lokasi ini.

Sabtu, 28 Januari 2017

MAAFKAN AKU NAK, TERPAKSA MENINGGALKAN MU LAGI



Nak, tadi malam bunda pulang agak lebih malam dari malam kemarin. Maafkan nak, bunda sebenarnya juga tidak mau. Tapi bagaiaman lagi nak, banyak yang harus bunda selesaikan. Ketika tadi malam bunda sampai rumah, bunda tak mendapati kau menyambut dengan teriakan khas mu  “ bundaku sudah datang”. Kau sudah terlelap dari jam 9 tadi kata mbah Uti.  Tidak seperti biasanya Nak, kau tidur lebih cepat dari biasanya. Mungkin kau capek seharian bermain dengan teman-teman, sepupu dan mbah Uti. Nak, maafkan bunda lagi. Tadi pagi sewaktu bunda berangkat, kau masih terlelap karena bunda harus berangkat lebih pagi dari biasanya. Maaf juga Nak, bunda tidak mencium kening mu. Bukan bundatidak mau Nak, bukan. Bunda tidak melakukannya karena bunda tidak mau mengganggu tidur mu. Maf ya nak.
Nak, kita tinggal satu rumah, satu atap bahkan satu kamar. Tetapi sudah empat hari kita tidak sempat bersapa sama sekali. Bukan karena kita sedang marahan, seperti yang sering dilakukan orang dewasa, tapi karena bunda selalu menemuimu sudah tertidur ketika bunda pulang dan kau masih tidur ketika bunda berangkat. Nak, mbah Uti sudah sampaikan pesan mu untuk bunda, bahwa kau kangen bunda. Nak, jangan kau kira bunda tidak kangen Nak, bunda sangat kangen malah. Tapi sekali lagi, maafkan bunda, bunda masih harus terus meninggalkan mu di rumah untuk pekerjaan bunda. Bukan sekedar loyalitas Nak, tapi kewajiban.
Nak, minggu lalu kita punya waktu lebih di banding minggu ini ya, karena minggu ini memang banyak pekerjaan yang harus bunda bereskan. Maafkan bunda lagi ya nak, di minggu lalu bunda beberapa kali sempat berkata dengan nada tinggi padamu, bukan karena bunda tidak sayang Nak, tetapi karena waktu itu bunda capek sekali dan kau masih ingin main terus dengan bunda. Waktu itu bunda ngantuk sekali Nak, sehingga bunda pengen cepet tidur. Sedang kau, sengaja tidur malam agar punya banyak waktu untuk bersama bunda. Kata papa yang hari itu menemani mu, kau sengaja tidur siang banyak-banyak karena kau ingin agar malamnya kau gak ngantuk dan menunggu bunda sampai datang. Maafkan bunda yang terpaksa membuatmu jadi insomnia, hanya untuk menunggu bunda datang.
Senang Sekali ketika kau menyambutku dengan teriakan khasmu. Kau nampak bahagia waktu itu, bermain aneka mainan bentuk binatang yang kau punya. Nak, kau sempat berkata “bunda dinosaurusnya punya anak, dan anaknya selalu ditemeni”. Nak, kata mu seakan menyindir ku. Nak beribu maaf ya, bunda berkata dengan nada tinggi pada mu, dan itu membuat kau menangis, tetapi ketahuilah nak, bunda berusaha sekuatnya menahan air mata, ketika malam itu sebelum kau tidur, tangan kanan mu memegang dot susu dan tangan kiri mu mengelus rambut bunda. Nak bunda minta maaf. Bunda berusaha menahan agar air mata ini tidak tumpah karena bunda masih ingat pedihnya rasa hati bunda ketika kau menjumpai bunda sedang menangis, kau pegang tangan bunda “jangan nangis bunda, aku sayang bunda, aku ini tidak nakal, aku hanya ingin ditemani bunda”.  Nak kata-kata itu terasa sangat perih, lebih perih dari waktu kita bermain masak-masakan dan tak sengaja jari bunda terkena pisau yang kau pegang.
Nak, jika bunda tidak pulang karena pekerjaan untuk beberapa hari, dan bunda tidak menelpon mu, itu bukan karena bunda gak mau Nak. Itu bunda lakukan karena setelah mendengar suara mu, bendungan sungai di mata bunda akan runtuh Nak. Setelahnya bunda akan menangis sesenggukan di kamar hotel sendirian sambil  memanggil mu. Ini berat bagi mu nak, tetapi seperti yang pernah  papa dan bunda sampaikan pada mu, saat ini kita belum mempunyai pilihan lain. Nak percayalah, suatu saat nanti semua waktu bunda akan bunda curahkan untuk mu. Nak tahukah kau, ketika bunda menulis ini, air mata bunda sudah membasahi pipi. I LOVE YOU SO MUCH NAK

Minggu, 15 Januari 2017

MAKAN SIANG UNTUK SI KECIL,COBA NASI GULUNG SEHAT




Tantangan  besar untuk membuat anak kesayangan mau makan dengan lahap, nah agar si kecil tidak bosan, coba buat yang simple namun menarik ini, aku beri nama nasi gulung sehat. Ini bocoran resepnya:
1.        Panaskan margarin di penggorengan anti lengket.
2.       Goreng telur dengan margarin. Goreng tipis dan jangan sampe gosong.
3.       Siapkan nasi yang agak lembek.
4.       Goreng utuh sosis.
5.       Ratakan nasi di atas telur. Diataskan letakkan selada air atau bayam. Setelah itu taruh sosis goreng dan gulung.
6.       Potong datar gulungan, kasih topping dengan keju leleh.
7.       Keju leleh dapat diganti dengan mayonaise

Sabtu, 14 Januari 2017

JANGAN LUPA KASIH LABEL YA




Sudah beberapa kali bayiku aku bawa bertugas ke luar kota. Semasa masih ASI exclusive kami tidak terlalu repot karena tidak perlu menyiapkan makanannya. Ketika aku bertugas sebagai trainer, ruang training tidak selalu berada di hotel  tempat kami menginap. Bahkan beberapa kali cukup jauh.  Dengan waktu istirahat yang terbatas dan kebetulan aku sendirian sebagai trainer maka aku tidak dapat sering kembali ke hotel untuk menyusui. Satu-satunya cara dengan menyiapkan ASI perah untuknya.
Di beberapa kota kecil, agak susah untuk mendapatkan hotel yang dilengkapi dengan fasilitas freezer. Cara yang dapat aku lakukan untuk mempertahankan ASI perahku tetap layak minum adalah dengan menitipkan di freezer resto hotel. Aku selalu menyampaikan bahwa yang aku titipkan adalah ASI yang harus selalu dingin dan tidak boleh terkontaminasi oleh makanan yang lain. Oleh karenanya, aku biasa meminta petugas resto untuk menyediakan ruang khusus di freezer untuk ASI ku. Jika tidak ada ruang khusus untuk ASI ku maka aku akan meminta petugas`resto untuk mengelilingi ASI ku dengan batu es sehingga tidak bersentuhan dengan bahan makanan.
Beberapa kali aku meminta kepada` manager resto untuk diperbolehkan mengechek langsung penyimpanan ASI ku. Walau tidak selalu diperbolehkan namun hal ini pasti aku lakukan. Jika stok ASI yang aku titipkan cukup banyak biasanya aku masukkan beberapa botol ASI yang aku titipkan ke wadah tertutup atau menjadi satu plastik sendiri. Aku biasa memberi label dengan tulisan nama bayi, jam perah dan tanggal. Hal ini untuk memudahkan aku mengatur perputaran stok ASI. ASI yang diperah lebih dulu, akan aku berikan ke bayiku lebih dulu.
Pernah suatu hari ketika aku bertugas di Kabupaten Subang Jawa Barat, saat itu bayiku baru berumur 3,5 bulan. Karena training dilakukan di kantor yang jaraknya sekitar 4 km dari hotel maka aku menyiapkan ASI perah dan aku titip di freezer resto. Entah kenapa aku lupa untuk menempelkan label. Siang hari ketika aku di ruang training dan suami hendak menyiapkan ASI untuk anakku, suami menelponku. Dia menanyakan kenapa ada satu plastic ASi yang isinya hanya sedikit, tidak seperti biasanya. Karena biasanya dalam botol atau plastik ASI yang aku simpan setidaknya berisi 50 ml ASI. Aku kaget saat itu karena seingatku aku tidak menitipkan ASI yang tersimpan di plastik ASI, tetapi semua tersimpan di botol. Beruntung ASI tersebut belum diminumkan ke anakku. Aku kemudian menelpon pihak resto dan meminta untuk mengechek apakah titipan ASI ku jumlahnya masih sama. Ternyata jumlahnya masih sama dengan jumlah ketika tadi pagi terakhir aku menitipkan. Aku meminta kepada petugas untuk mencari informasi apakah ada ibu lain yang juga menitipkan ASI. Akhirnya pihak hotel menyampaikan bahwa memang ada tamu lain yang juga menitipkan ASI ke petugas`resto sebelum mereka melakukan pergantian shift. Karena petugas pagi yang menerima ASI dari ibu lain tadi tidak menyampaikan ke petugas yang jaga siang hari maka mereka tidak mengetahuinya. Aku sempat hampir marah karena keteledoran petugas tersebut yang hampir saja menyebabkan bayiku meminum ASI dari ibu lain, namun pihak management hotel  sudah lebih dulu meminta maaf kepada suamiku. Aku juga sadar, hal tersebut  terjadi bukan murni kesalahan pihak resto, tetapi kami ibu-ibu yang menitipkan ASI juga salah karena tidak menuliskan label nama bayi kami. Sejak saat itu semua botol yang aku gunakan untuk menyimpan ASI selalu aku beri label nama dengan tulisan yang cukup besar.

Selasa, 10 Januari 2017

PAPA SUPER ASI



Beruntung sekali aku mempunyai suami yang mendukung penuh program ASI eksklusive untuk bayiku. Bahkan dia selalu mengingatkan aku ketika aku harus memerah dan menambah stok ASI. Suami juga selalu mencari informasi tentang kebutuhan ASI dan asupan gizi untuk ibu menyusui. Hal ini untuk memastikan bahwa ASI yang aku hasilkan mencukupi dan berkualitas.
Hampir setiap dua minggu sekali aku harus bertugas keluar kota. Komitmenku untuk terus bekerja meski memiliki bayi harus tetap aku laksanakan, selain karena aku masih menyukai pekerjaanku, aku juga masih ingin mempunyai penghasilan sendiri sedangkan aku tidak mempunyai usaha selain bekerja. Peranku sebagai ibu seringkali digantikan oleh suami ketika aku harus bertugas ke luar kota. Dengan cekatan suami mengurus dan menyiapkan semua kebutuha si bayi.
Ketika bayiku berumur 4 bulan, aku mendapat tugas ke luar kota selama seminggu. Tugas kali ini cukup mendadak karena baru dua hari sebelumnya aku mendapat informasi. Kebetulan orang yang biasa membantu kami bergantian dengan suami untuk menjaga bayi ketika aku bertugas, sedang ada urusan sehingga tidak bisa membantu. Suami segera menghubungi bibinya yang ada di kampung untuk datang membantu, namun  ternyata tidak bisa. Suami kemudian menelepon kakaknya yang ada di Kuningan Jawa Barat untuk datang, namun ternyata juga tidak bisa karena harus menjaga cucunya yang ditinggal tugas keluar kota oleh ibunya. Akhirnya kami terpaksa mengambil keputusan untuk membawa bayi kami ke Kuningan, karena waktunya mendesak, aku tidak dapat mengantar bayiku.
Satu-satunya pilihan adalah suami yang membawa bayiku ke Kuningan. Kebetulan selama satu minggu ke depan tidak ada pekerjaan yang harus diselesaikan oleh suamiku sehingga dia dapat menemani bayiku selama di Kuningan.  Malam itu juga aku browsing dan mendapatkan tiket kereta Cirebon Ekspres untuk suamiku. Suami dan bayiku berangkat ke Kuningan dari stasiun Gambir dengan naik kereta dan turun di stasiun Cirebon. Perjalanan dari Cirebon menuju Kuningan masih 1 jam. Suami dan bayiku akan dijemput oleh sepupu di stasiun Cirebon.
Komitmen kami adalah apa pun keadaannya, bayiku harus tetap minum ASI  minimal sampai 6 bulan. Aku bisa membayangkan bagaimana repotnya suamiku dalam perjalanan itu. Dia harus membawa bayiku dengan strollernya, tas yang berisi pakaian suami, tas yang berisi perlengkapan bayi untuk satu minggu serta cooler bag besar berisi sekitar 7 liter ASI beku. Perlengkapan bayi yang harus dibawa oleh suami cukup banyak karena saat itu bayiku dalam keseharian tidak menggunakan popok buatan, tetapi popok kain biasa sehingga harus lebih sering ganti pakaian. Popok sekali pakai hanya kami gunakan jika bayiku dalam perjalanan saja.
Aku menyiapkan sekitar 70 botol ASI perah beku yang disimpan di botol ASI serta plastik khusus ASI. ASI tersebut sebelumnya sudah aku bekukan di freezer sehingga lebih tahan lama. Untuk menjaga agar ASI tetap beku dan tidak rusak, ASI dibawa dengan menggunakan Coller bag besar dan disela botol diberi ice gel. Beruntung sebelumnya aku sempat hunting untuk beli cooler bag besar. Cooler bag ini muat sampai hampir 100 botol asal dapat menatanya dengan benar. Aku mendapatkannnya melalui online shop. Selain cooler bag besar itu aku masih ada 2 cooler bag yang lain yang hanya muat sekitar 7 botol saja. Cooler bag kecil ini yang biasa aku gunakan ketika aku ke kantor atau bepergian. Jadi selama ini aku menjadi ibu cooler, dimana ada aku,  di situ pasti ada cooler bag.
Pagi itu kami berangkat bersama dengan  menggunakan taksi. Jam 5 pagi kami sudah meinggalkan rumah. Aku antar suami dan bayiku dulu ke stasiun Gambir setelah itu aku menuju bandara Sukarno Hatta. Aku sangat bangga degan suamiku yang mau berepot ria demi ASI eksklusif bayiku. Perjalanan dari rumah di Jakarta selatan- Kuningan ditempuh dalam waktu sekitar 5 jam. Untuk selama diperjalanan aku sudah menyiapkan sekitar 3 botol ASI yang sudah aku cairkan. ASI tersebut tetap aku masukkan ke cooler bag untuk menjaga agar tidak rusak. Selain itu aku juga meyiapkan termos kecil berisi air panas yang akan digunakan untuk merendam ASI cair sebelum diberikan ke bayi sehingga suhunya standart. Untuk menjaga aga bayi tidak dehidrasi dalam perjalanan setiap 2 jam sekali bayiku selalu diberi ASI minimal 100 ml.
Suami dan bayiku sampai di Kuningan sekitar jam 12 siang. Aku langsung menelpon suamiku dan Alhamdulillah selama di perjalanan ternyata bayiku tidak rewel dan tetap banyak minum. Ketika mereka di Kuningan, sering sekali aku menelpon untuk menanyakan keadaannya. Setiap pilihan  yang kita mabil belum tentu dapat diterima oleh pikiran orang lain. Begitu juga pilihan kami untuk tetap memberikan ASI bagi bayiku. Bahkan saudara kami yang seorang para medis saja menganggap pilihan kami merupakan sebuah pilihan yang konyol. Ada satu famili yang bahkan mengatakan bahwa aku adalah seorang ibu yang tega dan pelit terhadap anak sendiri karena tidak mau memberikan susu formula. Menurut mereka susu formula adalah yang terbaik buat bayi. Sedangkan menurut kami, hanya kami yang tahu apa yang terbaik buat anak kami.
Selama satu minggu tersebut aku cukup was-was takut ASIP yang dibawa tidak cukup. Setiap hari aku selalu berhitung sisa stok ASI yang ada. Tiba di hari ketika aku sudah harus kembali ke Jakarta aku sangat senang sekali namun juga sangat khawatir. Waktu itu jam 7 pagi aku menelpon suami dan suami mennyampaikan bahwa stok ASI tinggal tinggal 4 botol lagi. Itu artinya 8 jam lagi stok ASI akan habis karena bayiku meminumnya 1 botol per jam. Aku sangat berharap pesawat yang akan membawaku tidak delay sehingga tepat 8 jam lagi aku sudah dapat bertemu dengan bayikuku dan segera dapat menyusui langsung.
Selama dalam bertugas tersebut aku selalu memerah ASI dan kembali ke Jakarta aku membawa sekitar 6 liter ASIP. Ada sedikit masalah di bandara ketika aku melalui  bagian pemeriksaan. Petugas curiga dengan apa yang aku bawa  walau aku sudah menjelaskan bahwa yang aku tersebut adalah ASIP yang aku kumpulkan beberapa hari. Akhirnya terpaksa aku membuka satu botol untuk menunjukkan ke petugas baru aku diperbolehkan membawanya. Ketika sudah sampai di ruang tunggu bandara, aku sempat mendapat informasi bahwa pesawat akan terlambat sekitar 30 menit. Ini membuat aku cukup panik. Aku terus berdoa agar bayiku tidak kehausan sampai aku bertemu dengannya.  Di bandara aku sempat meneteskan airmata ketika melihat seroang bapak muda menggendong bayinya yang seumuran dengan bayiku. Ibu si bayi duduk di sampingnya. Aku ingat bayi dan suamiku. Di jam yang sama suami dan bayiku juga sedang perjalanan kembli ke Jakarta dengan menggunakan kereta api. Pasti suamiku lebih ribet dari bapak muda itu karena selain sendirian, suami juga harus membawa tas dan cooler bag berisi botol ASI yang sudah kososng.
Beruntung pesawat yang aku tumpangi mempunyai ruang pedingin yang cukup besar. Seorang pramugari menyarankan aku untuk menitipkan ASI ku di ruang pendingin tersebut. Aku tiba di bandara Sukarno Hatta terlambat 30 menit dari seharusnya. Aku langsung memesan taksi untuk mengantar ke rumah. Suami dan bayiku akan tiba di stasiun Gambir satu jam kemudian. Dengan pertimbangan menghindari resiko macet maka kami memutuskan aku akan langsung ke rumah dan suami dengan bayiku  akan naik taksi sendiri dari stasiun, tidak perlu aku jemput. Jalanan Jakarta sore itu agak tersendat. Kembali kekhawatiran menghapiri aku. Satu jam kemudian aku telpon suami dan suami sudah sampai di stasiun. Aku dengar bayiku menangis kencang. Suami menyampaikan bahwa mungkin bayiku sudah haus dan stok ASI sudah habis setengah jam yang lalu. Aku cukup panik.  Supir taksi yang mengantarku bertanya apa yang terjadi ketika mengetahui kepanikanku. Akhirnya aku jelaskan bahwa yang baru saja aku telpon adalah suami ku yang saat itu sedang membawa anakku dari Kuningan. Supir tersebut bertanya berapa umur anakku, aku jawab 4,5 bulan. Supir taksi itu berkata, bahwa dia tidak bisa membayangkan bagaimana repotnya suamiku membawa bayi dalam perjalanan sejauh itu karena si bapak supir  pernah  membawa anaknya yang sudah 5 tahun saja dan merasa kerepotan, apalagi yang dibawa suamiku adalah bayi 4,5 bulan.
Pernyataan pak supir semakin membuat aku panik. Terlebih beberapa menit kemudian suamiku menelpon lagi dan menyampaikan bahwa bayiku menangis lagi. Beruntung jalanan yang aku lalui dan yang dilalui suami saa itu sama-sama lancar sehingga tepat saat bayiku harus minum lagi, kami sampai rumah dalam waktu yang bersamaan. Bersyukur sekali aku saat itu, bayiku tidak harus kekurangan minum karena begitu sampai rumah, aku langsung menyusuinya. Saat itu yang kembali harus aku pikirkan adalah bagaimana aku harus segera menabung ASI kembali untuk persiapan jika aku harus berdinas ke luar kota lagi. Terlebih dengan semakin besarnya bayiku maka kebutuhan ASI akan semakin banyak.